Halaman

WELCOME

Blogger ini merupakan bloger kenangan pramuka gremethsroop SMA N 2 Tanggul, semoga dr memory ini anda bisa lebih berinspirasi dr memory ini.

Sebelum saya menampilkan berbagai fitur dalam blog ini berikut saya akan mmberikan sekedar pengetahuan yang berkisar tentang salah satu sikap yang ada pd diri pramuka yaitu sifat kesatria.... berikut uraianya....

Minggu, 29 Agustus 2010

NASKAH DRAMA
PUTRI BISU DI NEGRI KEMAYON
















Disusun Oleh :
Kelas : XII IPA3
Kelompok : IV
1. Normala Mila Azila ( 14 )
2. Peni Puji Lestari ( 15 )
3. Tristiana Dwi Indah W. ( 17 )
4. Setio Budiono ( 23 )
5. Fitri Restu Fakniya ( 25 )
6. Hendry Dwi Saputro ( 34 )



DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER
SMA NEGERI 2 TANGGUL
Jalan Salak No. 126 Telp. (0336) 441014
Tanggul – Jember
Tahun Ajaran 2009 – 2010
UNSUR-UNSUR INTRINSIK DI DALAM NASKAH DRAMA

A. Tokoh dan Perwatakan
1. Setio Budiono sebagai Bayu, pemuda malas yang setiap harinya hanya menunggui kailnya digondol ikan sembari duduk di tepi sungai. Suka menghayal untuk menjadi orang kaya. Berkepribadian orang desa yang sulit nyambung bila diajak ngomong, pemuda sok dan sombong serta selalu membanggakan dirinya.


2. Normala Mila sebagai Emak, ibu Bayu yang juga berwatak buruk seperti anaknya, suka berkhayal untuk menjadi orang kaya dengan harta yang melimpah. Ibu-ibu tua yang matre karena gila harta dan berakal licik.




3. Fitri Restu sebagai Putri Ayu Karpi Dewi, putri yang cantik, baik dan dermawan dari Kerajaan Kemayon. Putri tunggal yang bisa mengayomi seluruh penduduk di negeri Kemayon. Namun dibalik kesempurnaannya itu, ia adalah seorang yang bisu.





4. Hendry Dwi sebagai Raja, sosok pemimpin dan penguasa di kerajaan Kemayon yang sangat arif bijaksana dan selalu tegas dalam menghadapi setiap masalah. Juga seorang raja yang sangat menyayangi putrinya.





5. Tristiana D.I.W sebagai Nyai Sinten, seorang penasihat istana yang arif dan selalu melaksanakan apa yang dititah oleh raja kepadanya. Belum pernah sekalipun ia menolak apa yang diperintahkan oleh raja serta seseorang yang setia mengabdikan dirinya terhadap kerajaan Kemayon.



6. Peni Puji L. sebagai Mbok Sumi, pendamping dimanapun putri berada, yang setia menemani putri, mengingatkan waktu makan, mematikan lilin di saat tidur, serta menebarkan kembang di saat putri mandi. Jikalau ada yang bertanya “Siapakah orang yang paling beruntung di negeri ini ?”. Jawabnya pastilah aku, karena akulah satu-satunya orang yang bisa menyentuh wajah putri yang halus seperti pualam dan akulah yang bisa memegang mahkota terindah di negeri ini tiap kali aku menyisir rambutnya.



B. Konflik
Berubahnya tingkah laku putri yang sangat membingungkan seluruh penghuni istana. Di saat tak seorang pun mampu menguak apa yang sebenarnya terjadi pada putri. Bayu, pemuda desa datang seolah sebagai seorang hero.

C. Alur
Alur yang digunakan dalam drama yang berjudul “Putri Bisu di Negeri Kemayon” adalah alur maju.

D. Setting
1. Setting tempat :  Di pinggir sungai
 Istana
 Rumah Bayu
2. Setting waktu :  Pagi
 Siang
3. Setting suasana :  Sedih
 Kecewa
 Bahagia
4. Setting alat :  Kail dan pancing
 Karpet
 Tempat makanan putri
 Kotak keramat
 Kursi untuk duduk raja
 Bantal
 Bunga hias

E. Tema
Sosial

F. Amanat
Jika ingin menjadi orang yang sukses, janganlah menjadi pemalas yang hanya bermimpi sebagai orang kaya, apalagi melakuka hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan, seperti : mencuri dan menipu orang lain. Karena untuk menjadi orang yang sukses dibutuhkan kerja keras, bukannya malah berpangku tangan.
G. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Naskah Drama
1. Nilai moral
 Bayu sebagai pemuda sombong / selalu membanggakan dirinya.
(Nih ada pemuda ganteng bawa makanan buat kamu).
 Emak Girah Gumirah sebagai ibu-ibu tua yang matre.
(Kami mohon paduka sudi menikahkan tuan putri dengan putraku Bayu, dan menjadikan Bayu pengganti raja kelak di kemudian hari….)
 Putri Ayu Karpi Dewi sebagai putri yang baik hati.
(Iya ayahanda...... hamba bisa berbicara dan saya harus meluruskan apa yang sebenarnya terjadi).
 Raja yang penyayang
(Wahai anakku, gerangan apa yang membuat engkau menjadi seperti ini, adakah yang salah dengan istana ini ?).
 Nyai Sinten sebagai penghuni istana yang setia terhadap kerajaan Kemayon.
(Demi negeri Kemayon dan seluruh penduduk istana ini, saya siap melakukan apa yang paduka perintahkan).
 Mbok Sumi sebagai pendamping yang sangat perduli terhadap keadaan putri.
(makanlah putri..... sudah seharian ini putri belum makan).

2. Nilai ekonomi
Bayu dan ibunya sebagai keluarga miskin yang gila harta mencoba untuk berbuat lancang terhadap kerajaan Kemayon. Hal ini diperkuat oleh upaya Emak Girah Gumirah yang bersikeras untuk menjodohkan Bayu dengan putri agar mereka menjadi orang kaya.

H. Unsur-unsur Ekstrinsik dalam Naskah Drama
1. Kostum dan perlengkapan
a. Bayu : celana pendek hitam, sarung, pancing dan ikat kepala.
b. Emak : pakaian ibu-ibu desa (kebaya dan berselendang jawa).
c. Putri : memakai pakaian ala putri kerajaan dengan segala kemewahannya.
d. Raja : memakai pakaian alat raja terkaya.
e. Nyai Sinten : memakai kebaya mewah.
f. Mbok sumi : memakai kebaya ala istana.

2. Musik pengiring
a. Burung berkicau
b. Celloghic BBF (Boys Before Flower)
c. So Sad Instrument BBF (Boys Before Flower)
d. My Lovely Kim Sam Sun
e. Dukun Instrument 1
f. Dukun Instrument 2

I. Penokohan
Di sebuah negeri bernama negeri Kemayon, berdiri sebuah kerajaan dengan segala kemewahannya. Tak ada celah bagi belahan dunia lain sehingga mampu menyamainya. Jika kita pergi ke Jepang, betapa tercengangnya saat melihat kecanggihan alat-alat teknologi yang dihasilkan. Saat kita berbelok ke negeri kincir air, sungguh menggetarkan betapa makmur Belanda. Sedangkan jika kita singgah ke Paris, jangan pernah menggigit jarimu dengan pusat mode terbaik di dunia. Namun tak ada yang mampu menyamai kerajaan Kemayon, dengan segala kekayaannya yang melimpah. Gemah ripah loh jinawi ! Berdiri di dataran subur Indonesia inilah kerajaan Kemayon terungkan.
Dan selanjutnya, perkenankanlah saya untuk mengenalkan penghuni negeri Kemayon
1. Setio Budiono sebagai Bayu, pemuda malas yang setiap harinya hanya menunggui kailnya digondol ikan sembari duduk di tepi sungai. Suka menghayal untuk menjadi orang kaya.
2. Normala Mila sebagai Emak, ibu Bayu yang juga berwatak buruk seperti anaknya, suka berkhayal untuk menjadi orang kaya dengan harta yang melimpah.
3. Fitri Restu sebagai Putri Ayu Karpi Dewi, putri yang cantik, baik dan dermawan dari Kerajaan Kemayon.
4. Hendry Dwi sebagai Raja, sosok pemimpin dan penguasa di kerajaan Kemayon yang sangat arif bijaksana dan selalu tegas dalam menghadapi setiap masalah.
5. Tristiana D.I.W sebagai Nyai Sinten, seorang penasihat istana yang arif dan selalu melaksanakan apa yang dititah oleh raja kepadanya.
6. Peni Puji L. sebagai Mbok Sumi, pendamping dimanapun putri berada, yang setia menemani putri, mengingatkan waktu makan, mematikan lilin di saat tidur, serta menebarkan kembang di saat putri mandi.
PUTRI BISU DI NEGERI KEMAYON


Pada suatu pagi, nampaklah seorang pemuda desa yang tampan sedang memancing di tepi sungai sambil sesekali melempar kail pancingnya.
Bayu : Aduh emak….emak…masak pemuda seganteng saya pagi–pagi gini disuruh memancing di kali sih ??? ya mana dapat ikan coba, lagian pagi-pagi gini ikannya sudah pada bangun apa ya??
Rajin banget….saya aja bangunnya selalu kesiangan. Apa ikan– ikan ini juga dimarahin ya sama emaknya?? Kasihan banget… Kalau gitu sama dong dengan saya… emangnya zaman sekarang orang tua masa kini kayak gitu apa ya?? duh emak….emak…..

Setelah sekian lama memancing dan tidak mendapatkan ikan, pemuda itu semakin putus asa. Apalagi matahari semakin meninggi dan cuacapun semakin panas.
Bayu : Aduh panas banget ya… mana nggak dapat ikan lagi, aduh… ayo dong ikan manis, nih ada pemuda ganteng bawa makanan buat kamu…ayo dong keluar manis…!!! tak kasih makanan kok gak mau!! goblok banget sih!!

Beberapa saat kemudian, kail pancingnya tersangkut sesuatu, dengan semangat girang dan berharap mendapat ikan yang besar, pemuda tersebut berteriak tanda gembira.
Bayu : Horee… akhirnya dapat juga aku hari ini… Asyik!! wah pasti besar nih ikannya… emak pasti senang, ayo dong manis…

Namun betapa kagetnya Bayu ketika melihat bukannya ikan yang dia dapat melainkan sandal jepit butut, jelek, yang tak terpakai lagi.
Bayu : Duh apaan nih!!! Sialan.. sialan..!!! Kirain ikan, eh malah sandal jepit, mana butut lagi… Duh kurang ajar.. kurang ajar… kok apes banget ya aku hari ini!?! Dasar sandal sialan (dengan marah-marah sambil berteriak)

Ketika Bayu marah-marah, datanglah seorang wanita separuh baya yang masih kelihatan muda dan sangat tidak sesuai dengan usianya, dan bertanya pada pemuda tersebut mengapa dia marah-marah seperti itu.
Nyai Sinten : Hai anak muda! Mengapa kau marah-marah seperti itu? Padahal apa yang sebenarnya terjadi itu tidak akan ada yang sia-sia. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Bayu : Wahai nyai!! Nyai sinten? Mengapa nyai berkata demikian?? Apa menurut nyai yang terjadi padaku dengan sandal jepit butut ini, apa ada manfaatnya juga? Mana mungkin nyai??? Apalah istimewanya sandal jepit jelek, kotor ini… Aku tidak mengerti kenapa engkau berkata demikian, memang nyai siapa? (dengan nada tinggi).
Nyai Sinten : Kulo nyai sinten…!!!
Bayu : Nyai ini gimana sih ? ditanya kok malah nanya??? (dengan nada tinggi)
Nyai Sinten : Kulo nyai sinten, ya ampun….
Bayu : Waduh jangan-jangan nyai ini gendeng kali ya?? Duh gawat.. kasihan banget…
Nyai Sinten : Kulo mboten gendeng nak!!! Kulo waras…
Bayu : Oh!! Jadi namanya nyai, Nyai Waras ta?
Nyai Sinten : Duh gusti ketemu bocah kok setres… terserah kamu wz…. Kesel aku!!! Hai anak muda, mungkin kau tidak akan mengerti apa maksudku, tapi kelak kau akan mengerti meski itu sudah terlambat!!! yo wz apa jaremu kesel aku !!! yo wz aku pergi dulu… (dengan sewot karena kesal)
Bayu : Yo wez ta nyai…nyai…, oalah…alah… gara-gara sandal jepit butut sialan ini, nasib saya buruk sekali, dasar sandal sialan… (berteriak sambil membanting sandal ke tanah, setelah itu dia mengambilnya kembali dan langsung pergi)

Pada suatu hari di sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Kemayon, yang dipimpin oleh seorang raja yang sangat arif bijaksana. Di bawah pimpinannya kerajaan itu sangat tentram dan makmur meski demikian keadaan istana sangat dibingungkan oleh keadaan sang putri yang kian hari kian berubah, semua penghuni istana menjadi bertanya-tanya gerangan apakah yang membuat putri bisu menjadi demikian.
Pada suatu hari, Mbok Sumi selaku pengasuh putri kebingungan akan momongannya.
Mbok Sumi : (sambil menyodorkan makanan) Makanlah putri ….. sudah seharian ini putri belum makan, yang mulia sangat cemas karena keadaan putri yang seperti ini
Putri : (karena tidak bisa berbicara sang putri hanya memberikan isyarat tidak mau makan)
Mbok Sumi : Aduh cah ayu… ayo dong cah ayu…. Nanti cah ayu tambah parah lho… (sambil menyodorkan makanan)
Putri : (hanya menolak dengan menggelengkan kepalanya)

Kemudian raja yang kebingungan, mencoba bertanya pada sang putri
Raja : Wahai anakku, gerangan apa yang membuat engkau jadi seperti ini, adakah yang salah dengan istana ini? Atau adakah penghuni istana yang tidak kau sukai, atau mungkin adakah permintaamu yang belum aku kabulkan?
(dengan wajah yang sedih sang putri hanya menggelengkan kepalanya yang membuat raja semakin bingung)
Mbok Sumi : Demi istana dan seluruh isinya, serta penduduk di negeri, hamba mohon cah ayu… makanlah sepucuk roti ini roti yang putri makan tiap sore… (namun sang putri tetap menolak)

Sang Raja tampak sedih, betapa tidak putri Ayu Karpi Dewi satu satunya putri kesayangannya menjadi aneh seperti itu. Tiba-tiba datanglah Nyai Sinten selaku penasihat istana dan menghadap Raja.
Nyai Sinten : Sendiko dawuh yang mulia raja, (sambil sungkem pati) hamba datang memenuhi panggilan paduka… apakah gerangan yang membuat paduka memanggil hamba?
Raja : Putriku Raden Ayu Karpi Dewi akhir-akhir ini ada yang aneh dengannya, seluruh istana tidak ada yang tahu, apa yang dia inginkan seluruh tabib tidak ada yang tahu mengapa dia menjadi seperti itu, Kian hari dia tambah sakit, aku kawatir hal buruk akan menimpanya, aku memerintah mu untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada putriku…
Nyai Sinten : Demi negeri kemayon dan seluruh penduduk di istana ini, saya siap melakukan apa yang paduka perintahkan. (penasihat istana mundur kemudian menghadap sang putri)
Nyai Sinten : Ampun tuanku Putri Ayu Karpi Dewi saya diutus sang paduka untuk melihat keadaan sang putri (sambil sungkem pati)

(Sambil duduk Nyai Sinten mengangkat tangannya ke dadanya seolah-olah bersemedi untuk mencari tahu apa yang terjadi pada sang putri. Entah apa yang dia lakukan seolah olah dia mengetahui apa yang terjadi pada sang putri, sesekali raut mukanya berubah, setelah lama dia bersemedi kemudian dia bangun dan pamit mundur, setelah itu langsung menghadap raja)
Nyai Sinten : Sendiko lan ngapunten baginda…
Raja : Ada apa mbok sinten?
Mbok Sinten : Berdasarkan penerawangan hamba, mungkin penyakit sang putri tidak bisa disembuhkan. Tetapi, saya melihat ada seorang pemuda di dekat sang putri, dan di situ sang putri nampak kelihatan segar bugar, mungkin pemuda itu bisa menyembuhkan sang putri.
Raja : Benarkah itu nyai ? (dengan nada senang) kalau begitu segeralah cari pemuda itu dan bawa dia kemari, jika dia memang bisa menyembuhkan Putri Ayu Karpi Dewi maka seluruh permintaanya akan aku kabulkan.
Nyai Sinten : Sendiko yang mulia, ampun baginda karena lusa adalah hari sang Hyang Batara Kala Hamba tidak bisa menjalankanya, Karena hamba harus bertapa di gunung kidul.
Raja : Kalau begitu aku utus kau Mbok Sumi untuk menggantikan Nyai Sinten untuk mencari pemuda bernama Bayu (dengan nada tinggi)
Nyai Sumi : Sendiko dawuh tuanku!! (mbok sumi pun pamit mundur)

Suatu ketika Bayu sedang duduk santai sambil melamun di teras rumahnya
Bayu : Duh gusti andaikan aku seorang putra raja … pasti hidupku makmur, gak ada beban, Apalagi mendapat putri cantik kayak putri raja, wah…. seneng aku , engga’ kayak sekarang, salah wez susah, eh sering dimarahin lagi sama emak, aduh nasib…. nasib…

(Di tengah keasikannya, emak Bayu yaitu Emak Girah Gumirah datang dan memukul kepala Bayu dari belakang)
Emak : eh.. le…!, ngapain kamu duduk cengar-cengir kayak gitu? Nglamun… terus kerjaanmu iku le…le…, duh….duh….
Bayu : Emak iki opoae ta ? Akukan lagi santai mak?? Ngageti wae…
Emak : Orang kamu, Nglamun… terus… lama-lama gak payu rabi kue le…
Bayu : Emak kok gitu to? Masak pemuda seganteng aku nggak payu rabi sih? Ada-ada aja?
Emak : Emang kamu itu nglamunin opo to le…?
Bayu : Tadi Bayu berpikir andai kita jadi kaya yo mak, kita pasti makmur !!! gak ada beban, banyak uang, makan enak, sandang bagus, duh…duh… kapan kita kayak gitu yo, mak?
Emak : Kalo nglamun terus kayak gini ya.. nggak bakalan jadi kaya kamu le… wong kerjaan mu glamun terus….

(Di tengah percakapanya datanglah Mbok Sumi pemomong tuan putri selaku utusan dari istana)
Mbok Sumi : Kulonuwun…!!!
Emak : Mangga….???
Mbok Sumi : Punten…, niki nggriyane Bayu sanes?, kulo Mbok Sumi utusan kerajaan datang dititah sang raja untuk mencari pemuda bernama Bayu, sudah kian lama saya mencari tetapi katanya cuma di sini yang katanya ada pemuda yang bernama Bayu…
Emak : Benar ini rumahnya Bayu, Bayu itu anak saya, memang kenapa jenengan mencari Bayu ?? Bayu bikin ulah lagi ya?? Ya ampun… Bayu… Bayu… nyolong ikan di mana lagi kamu le..le..???
Bayu : Duh… emak iki wez…wez…?? yang nyolong ikan itu siapa ta mak?, orang Bayu sudah berhari-hari ini sial terus gak dapat ikan, eh.. malah disangka nyolong…
Mbok Sumi : Oh mboten …. Dia gak nyuri apa-apa kok!!! Justru saya ke sini datang dititah sang raja untuk meminta bantuan kepada Bayu…
Emak : Memang mengapa raja menitah untuk meminta tolong pada Bayu? Memang apa istimewanya Bayu, orang dia aja bocah kementus …!!, bangunnya selalu kesiangan, pengangguran lagi… duh… duh… memang apa yang bisa diharapkan dari Bayu…
Mbok Sumi : Begini… saya dititah sang raja untuk membawa Bayu agar Bayu menyembuhkan putri bisu yang sedang sakit, sudah kian hari sang putri sakit dan sudah ratusan tabib di seluruh negeri yang mencoba menolongnya tapi tidak ada satu pun dari mereka yang berhasil, tapi menurut Nyai Sinten selaku penasihat kerajaan, yang mungkin bisa menyembuhkan tuanku putri Ayu Karpi Dewi hanyalah pemuda bernama Bayu.,..
Emak : Terus apa yang harus dilakukan Bayu ….? Dan jika dia berhasil apa hadiahnya.....? Apa dia akan dijadikan mantu oleh raja…?
Mbok Sumi : Ya…? Mungkin… karena menurut raja jika Bayu memang benar-benar bisa menyembuhkan tuanku Putri Ayu Karpi Dewi maka segala keinginanya akan dikabulkan oleh sang raja.
Bayu : Tuh.. kan mak akhirnya impianku untuk menikah dengan putri yang cantik terkabul juga!!!! Matur nuwun gusti…. (dengan penuh harap)
Emak : Ya ampun le… le… akhirnya nglamunanmu selama ini enggak sia-sia …, akhirnya nanti kita jadi orang ningrat… maturnuwun gusti kang maha agung…
Bayu : Terus mbok kapan kita berangkat…?
Mbok Sumi : Kalo bisa ya secepatnya cah bagus, semakin cepat semakin baik… kalo begitu sekarang aja cah bagus..
Bayu : Ya udah kalo begitu sekarang kita berangkat… (dengan tidak sabar)

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya mereka sampai di istana, dan mereka langsung menemui raja dan sang putri di kaputren.
Mbok Sumi : Sendika dawuh yang mulia…
Raja : Iya Mbok Sumi, bagaimana sudah kau temukan pemuda itu?
Mbok Sumi : Sudah baginda, setelah lama saya mencari akhirnya saya berhasil menemukannya.
Raja : Kalau begitu suruh mereka menghadapku !
Mbok Sumi : Sendiko baginda… (mbok sumi mundur kemudian Bayu dan emak datang menemui raja)
Bayu dan Emak : Sembah kami yang mulia agung!!
Raja : Sembah kalian saya terima…, benar kamu pemuda bernama Bayu …?
Bayu : Benar baginda, sayalah Bayu yang anda cari….
Raja : Sesuai apa yang dikatakan Mbok Sumi selaku pemomong tuan Putri Ayu Karpi Dewi, sanggupkah kau menyembuhkanya??
Bayu : Iya baginda, saya akan kerahkan seluruh kemampuan hamba untuk menyembuhkan sang putri.
Raja : Jika benar kamu bisa melakukannya, maka semua permintaanmu akan aku penuhi. Tetapi, jika tidak kau akan aku hukum.
Bayu : Ampun baginda saya akan mencoba…
(Bayu pamit mundur, dan langsung menghadap Putri Ayu Karpi Dewi, dan langsung melakukan apa yang seharusnya dia lakukan).

Namun setelah lama ia berusaha dan akhirnya dia gagal, dia pun sangat putus asa.
Bayu : Ya ampun bangunlah Kanda Dewi, kakanda sudah capek berusaha … bangunlah kekasihku Putri Ayu, bangunlah… (dengan memegang tangannya)

(Namun setelah lama dia mencoba, sang putri tetap tidak bangun, dan akhirnya dia pun sangat putus asa)
Bayu : Jika kau memang bukan jodohku … tidak mengapa … tapi, bangunlah tuan putri jika kau bangun semua yang kau minta dariku pasti aka aku turuti…. Bangunlah tuan putri hamba mohon…. (dengan penuh harap )
Bayu : Ya ampun gusti kang maha agung, bantulah hambamu ini.., hamba rela jika memang sang putri bukan jodoh hamba… hamba rela duh gusti kang maha agung…

(Dan akhirnya dia sangat putus asa dan dia pun marah-marah)
Bayu : Duh gusti… mengapa engkau tidak mengabulkan permohonanku? Apalah salah ku duh gusti….? Apa ini gara-gara sandal jepit jelek kotor ini. Gara-gara sandal jepit ini saya selalu tertimpa sial….. “DASAR SANDAL SIALAN”, (berteriak dengan keras sambil membanting sandal yang selalu ia salahkan)

(Setelah Bayu berteriak dan membanting sandal tersebut, seluruh penghuni istana langsung masuk ke kamar sang putri. Bayupun ketakutan ketika seluruh penghuni istana masuk ke kamar sang putri, tanpa sepengetahuan Bayu sang putri pun bangun, dan seluruh penghuni istana pun terkujut, Bayu pun sangat ketakutan hingga dia pun berlutut memohon ampun kepada raja)
Bayu : Ampun baginda….. ampun…. Saya tidak sedikitpun bermaksud menyakiti sang putri…. ampun baginda…. ampun…. (berlutut ketakutan)
Raja : Selamat Bayu kau telah berhasil menyembuhkan putriku, terima kasih Bayu
Bayu : Apa berhasil? (terkejut dan langsung melihat ke belakang), terima kasih baginda, akhirnya dengan usaha keras, hamba berhasil menyembuhkan sang putri, karena kalau bukan saya tidak akan ada orang yang mampu menyembuhkan sang putri selain hamba (dengan sombong dan angkuh)
Emak : Karena Bayu telah berhasil menyembuhkan Putri Ayu Karpi Dewi sudilah kiranya paduka mengabulkan janji paduka….

(Karena sang raja telah berjanji maka dengan berat hati menyetujui permintaan Emak Bayu)
Raja : Tentu … tentu … semua permohonan kalian akan aku kabulkan, lalu apa permohonan kalian?
Emak : Kami mohon paduka sudi menikahkan tuan putri dengan putraku Bayu, dan menjadikan Bayu pengganti raja kelak di kemudian hari…
Raja : (dengan berat hati), baiklah jika itu permintaan kalian, maka saya berjanji akan menikahkan kau Bayu dengan putriku Raden Ayu Karpi Dewi… dan kan ku jadikan kau raja kelak di kemudian hari.

(Mendengar perkataan raja Bayu dan emaknya pun sangat senang, tetapi seluruh penghuni istana pun sangat bersedih, tetapi tiba-tiba….)
Putri : Tunggu Ayahanda..... tunggu (dengan nada keras)
Semua orang pun terkejut melihat sang putri yang sebelumnya bisu kini dia berbicara.
Raja : Ayu, kau bisa berbicara anakku …?
Putri : Iya ayahanda…. hamba bisa berbicara, dan saya harus meluruskan apa yang sebenarnya terjadi….
Raja : Yang sebenarnya terjadi, apa maksudmu putriku…?
Putri : Iya ayahanda, sebenarnya yang membuat Ayu sembuh, bukanlah karena usaha Bayu ayahanda…
Raja : Lalu apa yang nenyembuhkanmu nak…. ?
Putri : Tidak sadarkah ayahanda tentang sandal itu? (sambil menunjuk ke arah sandal)
Raja : (terkejut tak berkata )
Putri : Iya baginda, itu adalah sandal peninggalan Eyang Raja terdahulu yang sempat hilang dari istana ini. kembalinya sandal itulah yang membuat hamba sembuh dan bahkan berbicara seperti sekarang ini ayahanda, dan wajiblah kiranya ayahanda mencabut janji ayahanda, karena bukanlah pemuda itu yang membuat hamba seperti demikian melainkan sandal jepit yang telah ia sia-siakan ayahanda…. Apalagi saya menolak jika hamba harus menikah dengannya, hamba tidak mencintainya ayahanda.
Raja : Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh putriku Raden Ayu Karpi Dewi, saya harus mencabut semua janji yang saya katakan, karna bukanlah Bayu yang telah berhasil menyembuhkan putriku tetapi kembalinya sandal itulah yang menyebabkan putriku menjadi sembuh seperti sekarang, dan kau Bayu (sambil menunjuk ke arah bayu) dari mana kau dapatkan sandal wasiat itu, apa kau mencurinya ?
Bayu : Beribu ribu ampun baginda (dengan ketakutan) sungguh hamba tidak pernah mencuri sandal itu, hamba mendapatkannya ketika hamba memancing baginda.
Raja : Baik, saya percaya kepadamu, akan tetapi karena kau telah bertindak lancang, dan juga kau telah membawa sandal wasiat itu kembali ke istana ini, maka saya akan menghukummu, “kan ku jadikan kau Bayu sebagai penjaga kolam ikan istana ini seumur hidupmu…,” sanggupkah kau Bayu?
Bayu : Sebagai penebus kesalahan serta kelancangan hamba, saya bersedia paduka.

Karena Bayu telah sadar akan kesalahannya maka kini dia menjadi penjaga kolam istana kemayon untuk selama-lamanya.

Sekian…….

GREMETHS TROOP